Tahukah Kamu? Beginilah Ekspresi Rasulullah Ketika Khutbah Tentang Hari Kiamat

Namecheap.com
Satu hal yang pasti dalam dunia ini adalah hari kiamat. Pada suatu masa, akan terjadi kiamat dimana semua yang ada di alam semesta ini akan hancur dan kembali ke hadapan Allah. Namun, tidak ada yang tahu kapan peristiwa besar itu akan terjadi. Namun, Rasulullah SAW pernah berkhutbah tentang hari kiamat.



Rasulullah memiliki perilaku yang mulia sehingga bisa menjadi tauladan bagi kita, umat manusia. Beliau dikenal sebagai saudagar sukses, suami yang baik pada istrinya dan romantis, ayah teladan, penglima perang dan kepala negara, serta predikat mulia. Terdapat tauladan yang sangat berharga dari diri Rasulullah sebagai manusia paling mulia.

Itulah beberapa alasan mengapa Allah memberikan sebutan rahmatan lil ‘alamin dan uswatun hasanah. Oleh karenanya, beliau layak untuk diteladani oleh semua manusia, bahkan mereka yang juga berlain agama. Segala apa yang dilakukan oleh Rasul mampu memberikan hikmah dan kebaikan jika diteladani, mulai dari tidur, berjalan, makan, menikah, duduk, dan saat menyampaikan khutbah. Hal ini dapat menjadikan pelajaran bagi khatib agar apa yang mereka sampaikan dapat diterima oleh jamaah, bukan justru khatbahnya membuat para pendengar mengantuk.

Padahal, Rasulullah selalu memberikan contoh mulai dari penyusunan materi khutbah hingga bagaimana cara menyampaikannya dengan baik. Rasulullah selalu memberikan khutbahnya dengan semangat tinggi dan sangat ekspresif hingga membuat para jemaah tak beranjak untuk mendengarkan khutbah beliau. Hal ini juga membuat para jemaah lebih giat dalam beribadah seperti yang disampaikan oleh Nabi. Inilah cerita Rasulullah tentang hari kiamat pada khutbahya.

Menurut Jabir, ketika menyampaikan khutbah mengenai hari kiamat, Rasulullah menyampaikannya dengan mata merah, suara tinggi, dan kemarahan yang mendidih. Hal ini terlihat seakan-akan Rasul memberikan komando pada pasukan perangnya, baik pagi dan petang hari untuk setiap jamaah.

Hal ini dikarenakan Rasul sangat mengetahui bagaimana kiamat itu akan terjadi sehingga beliau bisa sangat menjiwainya. Bahkan ekpresinya juga ikut menjiwai dan menegaskan apa yang akan terjadi pada hari kiamat, termasuk tanda-tanda kiamat yang sesungguhnya.

Ketika menyampaikan khutbah atau nasihat, Rasulullah selalu menyampaikannya dengan kutulusan hati yang sangat ditekan. Apabila disampaikan dengan ketulusan hati, maka jemaah yang mendengarnya akan ikut merasakan sehingga nasihat dapat masuk ke dalam hati setiap jamaah dan dapat diaplikasikan. Jika para jemaah tidak dapat menerima apa yang disampaikan, maka ketulusan hatinya harus dipastikan lagi. Bahkan bisa jadi terdapat penyakit di dalam hati.

Tauladan Rasul lainnya adalah apa yang disampaikan dan dinasihatkan tidak tergantung dengan retorika dan bagaimana ia menyampaikannya. Tetapi hal yang paling penting adalah sebelum kita menyampaikan nasihat kebaikan seharusnya kita telah melaksanakan kebaikan itu terlebih dahulu sehingga bisa menjadi contoh.

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat betapa semangatnya Rasulullah ketika menyampaikan kebaikan, terlebih mengenai Hari Kiamat. Peristiwa ini sangat dahsyat bahkan dapat dijadikan sebagai ancaman sehingga kita dapat mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hari akhir.

Sebagai seorang muslim, kita harus mencontoh tauladan kita, Rasulullah SAW. Semangat menyampaikan kebaikan harus ditanamkan di dalam diri kita. Berdakwah bukan hanya kewajiban bagi khatib tetapi bagi setiap umat manusia. 

Dalam sebuah ayat mengatakan bahwa sampaikanlah walau satu ayat. Kebaikan sekecil apa pun akan dicatat oleh malaikat.

Subscribe to receive free email updates: