Kiamat sudah menjadi kepastian yang tidak terelakkan. Namun tidak ada waktu yang pasti kapan kiamat akan terjadi. Jangankan manusia biasa, malaikat dan para Nabi pun tidak pernah mengetahui perkara ini.
Namun Allah sudah mengabarkan tentang tanda-tandanya. Sebelum kiamat, umat akan melakoni fase yang disebut akhir zaman. Tidak hanya dari fisik bumi yang kita tinggali, ciri-cirinya juga menyangkut perilaku dan tingkah laku manusia.
Melalui Nabi Muhammad SAW Allah SWT menggambarkan periode ini. Pada akhir zaman nanti, umat islam akan mengalami dua penyakit yang tidak terobati. Kabar buruknya, penyakit tersebut sudah mulai terasa pada era kini. Apa penyakit itu? Berikut ulasannya.
Dalam hadist shahih yang diriwayatkan Abu Daud Rasulullah SAW mengatakan, bahwa dua penyakit tersebut adalah cinta dunia dan takut mati. Padahal saat itu jumlah Umat Islam begitu banyak. Namun dua penyakit ini membuat lemah dan tidak berdaya.
1. Cinta Dunia
Sikap ini ditandai dengan besarnya ambisi kita untuk mengejar dunia tanpa berpikir tentang akhirat. Padahal sejatinya hidup di dunia ini hanya persinggahan saja. Namun karena sikap ini membuat seseorang lupa mengumpulkan amal sebagai bekal untuk di akhiratnya.
DARI Tsauban Ra. berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka”.
Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena kami sedikit pada hari itu?” Nabi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya: “Apakah ‘wahan’ itu, hai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Cinta dunia dan takut mati”. (HR. Abu Daud).
Lihatlah saat ini, berapa banyak orang tersangkut korupsi, berapa banyak orang menjual narkoba dan ekstasi dan masuk kantor polisi? Apa yang mereka kejar sebenarnya? Ya, uang, kekayaan, kekuasaan. Tidak terselip sedikitpun dari tindakan itu bekal untuk menuju akhirat.
“Dosa merupakan urusan pribadi dan tanggungjawabku sendiri”, jawaban ini mungkin saja pernah terdengar saat ada orang lain yang menasihati. Mereka tidak pernah sadar, bahwa Jahannam begitu sangat pedih.
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (Q.S An-Nazi’at: 37)
2. Takut Mati
Takut mati bisa saja membuat seseorang menjadi giat mengumpulkan amal sebagai bekal. Namun pada konsep ini, takut mati yang dimaksud adalah orang-orang yang takut mati karena lemahnya iman. Mereka menyadari kurangnya amal sehingga tidak mau bertemu Allah lewat kematian. Hingar bingar dunia membuat mereka terpedaya sehingga melupakan kematian.
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
Dengan mengingat kematian, manusia akan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah. Jika tahu bahwa ia akan berjumpa Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya didunia, maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban.
Bagaimana kondisi umat saat ini? Kematian menjadi hal yang sangat ditakuti. Lihat saja, hanya segelintir orang Islam yang berani mati di Palestina, Suriah dan negeri Islam tertindas lainnya. Padahal Allah SWT memberi kepastian surga dari untuk para syuhada yang membela agamanya.